Friday, November 15, 2019

14 November 2019




Kemarin, tanggal 14 November 2019 aku dapat beberapa pelajaran baru dan benar-benar merasa beruntung, berterima kasih, bersyukur, dan masih banyak lagi. Aku benar-benar gak bisa mendeskripsikan apa yang aku rasakan lewat kata-kata, tapi aku akan berusaha menuliskan semua yang aku rasakan di hari kemarin.

Mungkin hal pertama yang ingin aku bahas itu tentang pelajaran yang aku dapatkan tepat di hari ulang tahunku. Di hari bahagiaku—aku benar-benar bahagia sejak bangun tidur hingga sebelum sebuah masalah datang. Aku tidak akan menjelaskan masalahnya apa, tapi yang jelas hari itu, aku sadar di umurku yang sudah segini (21 tahun), aku sudah gak boleh ikut campur dengan urusan orang lain lagi. Apapun cerita yang aku dengar dari orang lain—entah benar atau tidak—cukup sampai di aku saja ceritanya. Aku tidak boleh lagi mencari-cari kebenaran dengan bertanya pada orang lain karena dampaknya gosip itu hanya akan menyebar dan menimbulkan banyak spekulasi tidak berdasar. Lalu, jangan lagi berusaha meluruskan pandangan orang-orang tentang gosip itu jika tidak diminta oleh pemilik ceritanya. Dan pelajaran yang kedua adalah orang tidak pernah berubah (tidak semua orang seperti ini, ya). Apalagi kalau lingkungan orang tersebut tidak pernah berubah juga. Mau berapa tahun berlalu pun, ya tetap seperti itu wataknya. ß ini hanya opiniku. Opini berdasarkan pengalamanku. Karena aku juga sadar ada beberapa watakku yang tidak pernah berubah sejak kecil (sekuat apapun aku mengubahnya, watak itu tetap ada di diriku).

Aku bersyukur karena orang-orang di sekitar aku sangat peduli dan sayang padaku. Bahkan ada temanku yang tiba-tiba berterima kasih padaku karena aku selalu ingat sama dia dari kecil sampai sekarang. Tentu saja aku akan selalu ingat dia, dia adalah sahabatku sewaktu SD. Tidak mungkin aku lupa padanya. Lalu, aku merasa sangat senang ketika melihat teman-teman dekatku di kampus menerima bungkusan nasi kuning yang dibuat mamaku dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Walaupun sebenarnya aku agak sedih karena tidak bisa mentraktir mereka makanan yang lebih enak dan lebih mahal. Aku juga mendapatkan hadiah dari mereka. Aku terharu karena dengan memberi hadiah artinya mereka masih memikirkan aku. Padahal aku merasa tidak pantas mendapatkan perhatian mereka. Oh, iya, bahkan ada yang ingat aku ingin dikasih hadiah apa saat ulang tahun dan dia benar-benar memberikan itu sebagai hadiah. Kalian tau apa hadiahnya? Ha ha ha.. Ini mungkin terkesan sangat random, tapi aku mendapat hadiah sosis instan. Aku benar-benar suka makan sosis instan dan sempat bilang ke teman-teman dan keluargaku, kalau ulang tahun nanti aku ingin dikasih hadiah sosis instan satu stoples.

Kemudian banyak sekali ucapan-ucapan selamat yang masuk melalui instagramku. Padahal selama setahun ini aku sedang di fase sangat malas mengucapkan selamat pada teman-temanku ketika mereka ulang tahun. Dan yang terakhir, yang benar-benar membuatku bahagia dan terharu—bahkan terharunya masih berlanjut sampai hari ini saat aku kuliah—hadiah dari sahabatku sejak kecil. Dia juga ulang tahun di bulan November, jadi kemarin kami bertukar hadiah di rumahku. Dia memberikan aku satu buket bunga yang dia rangkai sendiri dan sebuah buku resep kue—aku yakin ini pasti harganya mahal sekali. Dia bilang, dia memberikan aku buku resep karena sewaktu SD kami sering sekali masak bersama, terutama setiap akan buka puasa bersama. Buku resep ini lumayan memotivasi aku untuk mulai belajar membuat kue lagi setelah sekian lama aku tidak menyentuh bahan-bahan kue. Untuk buket bunga, kalian harus tau, sampai detik ini aku masih tersenyum setiap melihat bunga itu. Sejak SMP, aku selalu mendambakan hadiah sebuket bunga yang cantik dari laki-laki yang aku suka, tapi aku gak pernah dapat itu ha ha ha. Dan kemarin, untuk pertama kalinya aku mendapatkan hadiah ulang tahun berupa sebuket bunga. Mungkin bunga ini memang bukan dari seorang laki-laki yang aku suka, tapi tetap saja aku merasa bahagia dan senang sekali karena ini dari sahabatku. Aku pikir, hadiah ini juga jadi terasa sangat spesial karena dia adalah sahabatku. Sepertinya kalau mendapatkan bunga dari seorang laki-laki itu hal yang biasa, bukan? Satu hal lagi yang aku syukuri dari sahabatku ini adalah kami masih bersahabat sampai sekarang dan kami bisa “merayakan” ulang tahun kami seperti kemarin bersama. Aku harap kami bisa bersahabat terus selamanya. Harapan ini juga berlaku untuk semua sahabatku.

Terakhir, semoga dengan bertambahnya umurku, aku bisa menemukan banyak hal baru lagi di hidupku (semoga semuanya hal-hal yang baik), aku bisa lebih produktif lagi, bisa menyembuhkan trauma-traumaku, bisa menemukan jati diri seorang fani lagi yang sudah lama terkubur karena banyak faktor, pokoknya bisa berubah jadi fani yang lebih baik lagi dari fani yang sebelumnya. Aamiin.

Monday, November 4, 2019

November

November adalah bulan yang paling aku suka dan aku tunggu-tunggu setiap tahunnya. Alasan yang pertama, jelas karena ulang tahunnku jatuh pada bulan November. Alasan yang kedua adalah karena bulan November selalu hujan. Aku suka sekali kalau hujan turun dan aku bisa menikmati sejuknya angin dan aroma tanah yang selalu muncul ketika hujan turun. Hujan yang aku maksud di sini bukan hujan yang disertai angin kencang dan petir yang menggelegar, ya. Hujan yang kumaksud adalah hujan yang turun dengan tenang. Deras tetapi tidak menyeramkan, atau biasa aku sebut "hujan romantis". Teman-temanku sering sekali menertawakan sebutanku untuk hujan yang aku sukai itu, tetapi memang itu yang aku rasakan. Tahu, kan, hujan yang sering muncul saat adegan-adegan romantis di sebuah film atau sinetron? Ya, hujan yang seperti itu. Hujan yang sering turun pada bulan November itu biasanya tenang, tidak disertai angin kencang dan petir. Hujan yang membuatku bisa tetap berjalan di bawahnya bersama payung kesayanganku dengan tenang dan bahagia. Tiap kali hujan itu turun, perasaanku yang sedang buruk rasanya menjadi lebih baik. Aku merasakan kebahagiaan muncul di hatiku hanya karena merasakan sejuknya udara berkat hujan itu.

Ah, sepertinya aku tau apa alasanku menamakan hujan itu sebagai "hujan romantis". Setiap "hujan romantis" itu turun, aku selalu teringat masa SD-ku, saat aku duduk di kelas empat. Waktu itu, di hari ulang tahunku, kelasku dimulai siang hari (karena sekolahku sedang direnovasi). Sebelum sekolah, aku mengundang teman-temanku ke rumah untuk menghadiri pesta ulang tahunku (padahal tidak bisa disebut pesta juga, sih, he he). Nah, saat kami akan berangkat ke sekolah, ternyata hujan turun. Akhirnya kami tetap berangkat, tetapi menggunakan payung dan jas hujan yang selalu kami bawa. Rasanya bahagia bisa berlarian di bawah hujan bersama teman-teman menggunakan jas hujan dan payung yang kami punya (sebenarnya, alasan kami senang memakai payung dan jas hujan adalah tidak lain dan tidak bukan hanya untuk pamer bahwa kepunyaan kami yang paling bagus). Lalu, aku dan teman-teman sekolahku yang rumahnya berdekatan sering sekali bermain sepeda di bawah hujan (salah satu dari mereka ada pacarku saat itu. Ha ha ha, waktu SD aku sudah punya pacar. Padahal kami sama-sama tidak tahu, apa itu pacaran). Aku merasa kenangan-kenangan itu sangat romantis. Romantisnya bukan hanya karena ada mantan pacarku di setiap kenangan itu, tetapi karena kebersamaanku dengan teman-temanku. Waah, rasanya ingin sekali kembali ke masa-masa itu.

Setelah membaca tulisanku dari atas sampai bawah, sepertinya hanya aku yang akan mengerti tulisan ini ha ha ha. Apakah di antara kalian ada yang menyukai "hujan romantis" juga sepertiku?

Teruntuk teman-teman SD-ku, aku kangen banget sama kaliaaaaaannn!!!

Membaca dan Menulis

Hari ini rasanya tiba-tiba ingin menulis. Mari kita bahas tentang hobi membaca dan menulisku. Sejak kecil, aku selalu dibiasakan untuk memba...