Sunday, May 22, 2022

Gelas yang Kosong

Aku ngeliat semua kesedihan dan kesepian yang aku rasain mungkin kurang lebih setahun ke belakang dan mulai kepikiran.. aku kangen sama aku yang ada di 2019. Aku yang merasa sangat bersyukur dan merasa ‘penuh’ dengan semua yang aku punya. Aku yang bisa melihat segala sesuatu dari sisi baiknya. Aku yang tidak menggantungkan kebahagiaan aku terhadap orang lain. Aku yang bisa menularkan bahagia itu pada orang lain. I was full of gratitude back then.

Beberapa bulan ke belakang aku bertanya-tanya waktu ngeliat orang terdekat aku lagi di posisi yang mungkin kurang baik juga, aku mikir “kok kayanya dulu aku bisa menghibur dia—dan mereka semua yang pernah aku support—ya? Padahal ya aku ga punya apa-apa juga untuk ditawarkan, tapi rasanya aku bisa menghibur orang lain cukup dengan keberadaan aku di samping mereka. Kok sekarang beda ya? Kaya gak bisa aja gitu..”. Sampai kemarin, aku belum nemuin jawabannya.

Pagi ini aku sadar, gimana caranya aku bisa membuat gelas orang lain ‘penuh’ ketika gelasku sendiri ‘kosong’. I realized that I should be happy first, I should be fulfilled first before make the others happy and fulfill. Mungkin kalau diibaratkan sama lilin, kalau aku mau bantu lilin lain punya ‘cahaya’, bantu lilin lain menyala, otomatis aku harus punya si ‘cahaya’ itu dulu dong. Aku harus nyalain api aku dulu, baru aku bisa berbagi ke lilin lain supaya mereka nyala juga. Aku lupa dan gak sadar kalau aku sendiri udah ‘kering’ dan ‘kehabisan air’, aku lupa kalau ‘api’ aku sendiri udah mati. Tapi fokus aku malah ke air dan api orang lain yang habis dan mati. Ternyata selama ini aku hanya musingin ‘kenapa aku gak bisa bikin orang seneng kaya dulu lagi’ padahal yang seharusnya aku pikirin adalah gimana caranya aku bisa bikin diri aku sendiri seneng, bahagia, dan bersyukur lagi dengan semua yang aku miliki, bukan apa yang gak aku milikin dan gak bisa aku lakuin.

Mulai sekarang kayanya aku akan mulai berusaha buat bikin aku sendiri bahagia lagi terlebih dahulu. I will work on my own happiness first. I will be happy first before I make the others happy. I will fill my ‘cup’ first before I share my ‘water’ to other person’s ‘cup’. Aku si gak sabaran ini pasti bakal ngerasa “kenapa ya lama banget sampe ke titik aku bahagia dan ngerasa ‘penuh’ lagi kaya dulu?”, tapi aku bakal tetep berusaha buat sampe ada di titik itu. Walaupun aku tau, proses menemukan kebahagiaan di diri sendiri itu panjang dan bakal banyak naik turunnya. Aku mau bahagia lagi buat aku sendiri, orang-orang yang aku sayang, dan orang-orang yang ada di sekitar aku.

No comments:

Post a Comment

Membaca dan Menulis

Hari ini rasanya tiba-tiba ingin menulis. Mari kita bahas tentang hobi membaca dan menulisku. Sejak kecil, aku selalu dibiasakan untuk memba...