A.
Uji Hipotesis Satu Sampel
Hipotesis memegang peran
penting sebagai petunjuk penelitian yang akan dilakukan. Jenis hipotesis akan
menentukan jenis alat analisis yang digunakan. Hipotesis akan menentukan jenis
alat analisis yang digunakan. Hipotesis adalah pernyataan mengenai sesuatu yang
akan dibuktikan kebenarannya lewat penelitian. Untuk menguji hipotesis, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah merumuskan hipotesis. Rumusan hipotesis
tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk hipotesis null dan hipotesis alternatif.
Rumusan hipotesis akan
menentukan jenis alat analisis yang digunakan dan model pengambilan keputusan
yang merupakan tahap yang kedua, yaitu menentukan jenis uji statistik. Model
pengambilan keputusan yang akan digunakan meliputi model satu sisi atau dua
sisi.
Tahap ketiga dari pengujian
hipotesis adalah menentukan titik kritis untuk pengambilan keputusan. Pada uji
hipotesis, untuk menentukan apakah kita menerima atau menolak hipotesis, kita menggunakan
perbandingan hasil perhitungan dengan tabel yang merupakan titik kritis
pengambilan keputusan.
Tahap berikutnya dari
pengujian hipotesis adalah menghitung nilai uji statistik. Untuk menghitung
nilai uji statistik ini kita harus menghitung nilai statistik sebagai
perbandingan dengan titik kritis pengambilan keputusan.
Tahap akhir dari pengujian
hipotesis adalah membuat keputusan secara statistik dan menginterpretasikan
hasilnya. Pada tahap ini kita akan membandingkan antara nilai statistik hitung
dengan nilai statistik tabel. Pada pengujian dengan computer, pengambilan
keputusan ini akan ditunjukkan dengan nilai probabilitas (P) atau nilai
signifikasi (Sig). jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari
nilai alpha, maka keputusan yang diambil adalah menerima H0. Sedangkan
jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari nilai alpha, maka
keputusan yang diambil adalah menolak H0.
Uji satu sampel untuk
rata-rata digunakan untuk menguji rata-rata sampel apakah sesuai dengan rata-rata
populasi. pengujian ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas nilai
rata-rata suatu sampel. Misalkan dari hasil perhitungan terhadap rata-rata skor
ujian TOEFL mahasiswa dengan menggunakan sampel mahasiswa Fakultas Ekonomi
diperoleh skor rata-rata 415. Dengan hasil ini kita perlu meyakini apakah
rata-rata skor TOEFL seluruh mahasiswa universitas, jika hasil dari penelitian
terhadap skor TOEFL rata-rata mahasiwa adalah 390.
Data nilai skor TOEFL mahasiswa semester akhir
Fakultas Ekonomi
No
|
Nilai Skor TOEFL
|
|||
1
|
412
|
512
|
480
|
550
|
2
|
423
|
325
|
463
|
420
|
3
|
392
|
452
|
295
|
365
|
4
|
425
|
444
|
420
|
425
|
5
|
450
|
366
|
512
|
480
|
6
|
380
|
385
|
560
|
350
|
7
|
385
|
412
|
322
|
525
|
8
|
440
|
423
|
420
|
510
|
9
|
465
|
440
|
380
|
369
|
10
|
344
|
426
|
395
|
390
|
Dari
hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa rata-rata skor TOEFL mahasiswa
untuk seluruh mahasiswa universitas adalah 415 dengan deviasi standar 55. Dari
hasil tersebut, ujilah apakah benar pernyataan bahwa rata-rata TOEFL mahasiswa
adalah 415.
Jawab
Rumusan hipotesis dari pengujian ini
adalah:
H0: = 415
Ha:
≠ 415
B. Uji Satu Sampel
untuk Rata-rata dengan Aplikasi SPSS
Dari data di atas,
misalkan kita tidak mengetahui varians dari populasi, maka uji yang kita
gunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk menguji rata-rata satu sampel jika
jumlah sampel kurang dari 30 atau varians dari populasi tidak diketahui. Tahap-tahap
pengujian dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:
1. Masukkan data skor
TOEFL tersebut dalam jendela Data View SPSS,
dengan cara yang sama di mana semua data dikelompokkan dalam satu variabel.
Beri nama variabel dengan Skor, kemudian isi Label dengan Skor TOEFL Mahasiswa.
2. Dari menu Analyze, pilih menu Compare Means, kemudian pilih One-Sampel
T Test sehingga keluar jendela berikut.
3. Masukkan variabel
skor TOEFL mahasiswa dalam kolom Test Variable.
4. Abaikan menu yang
lain.
5. Klik tombol Ok
Hasil print out SPSS adalah sebagai berikut
Dari hasil
tersebut terlihat bahwa nilai t adalah sebesar 0,852. Dengan membandingkan
dengan nilai t tabel dengan alpha 5% uji dua arah dan df sebesar 3939 diperoleh
nilai t sebesar 2,043 atau sebesar 1,96 jika tabel t Anda terbatas sampai angka
30. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kita menerima H0 yang
menyatakan bahwa rata-rata skor TOEFL sebesar 415.
C. Uji Hipotesis Dua Sampel
Manager Penjualan
PT. Duta Makmur ingin mengetahui apakah ada perbedaan prestasi penjualan roti
rasa durian berdasarkan tingkat pendidikan salesman.
No
|
Pendidikan Sales
|
Rasa Durian
|
1
|
Sarjana
|
300
|
2
|
Sarjana
|
320
|
3
|
Sarjana
|
324
|
4
|
Sarjana
|
315
|
5
|
Sarjana
|
400
|
6
|
Sarjana
|
420
|
7
|
Akademi
|
398
|
8
|
Akademi
|
375
|
9
|
Akademi
|
364
|
10
|
Akademi
|
325
|
11
|
Akademi
|
410
|
12
|
Akademi
|
425
|
Penyelesaian:
1.
Masukkan data dalam cell
2.
Klik Variable View, masukkan variabel yang dibutuhkan
seperti yang terlihat pada gambar
3.
Klik Data, input data ke dalam jendela Editor, pada
variabel Salesman masukkan data sesuai kode berikut:
1 =
salesman-sarjana 2 = salesman-akademi
Catatan: Perhitungan dalam SPSS selalu untuk tipe data numerik. Untuk
itu, variabel salesman harus dijadikan numerik.
4.
Dari menu utama, pilih Analyze > Compare Means >
Independent-Samples T Test. Muncul kotak dialog gambar
5.
Masukkan variabel Durian pada Test Variable(s).
6.
Grouping Variable, pengelompokan ada pada variabel
Salesman, maka masukkan variabel Salesman.
7.
Klik pada Define Group, seperti gambar
Untuk Group 1 isi dengan 1, yang berarti berisi tanda 1 atau
”salesman-sarjana”.
Untuk Group 1 isi dengan 2, yang berarti grup berisi tanda 2 atau
“salesman-akademi”.
8. Setelah selesai,
pilih Continue > OK maka keluarannya sebagai berikut:
Kesimpulan: Dengan 0.05 untuk kasus di atas diketahui nilai t-tabel
adalah -1.812. Karena pada keluarannya diperoleh t-hitung = -1.439 > t-tabel
= -1.812 maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara prestasi penjualan roti durian dengan tingkat pendidikan
salesman.
Catatan:
Penarikan kesimpulan pengujian hipotesis dengan software SPSS menggunakan
statistik uji t, karena output SPSS tidak menampilkan P-value.
D. Uji t Dua Sampel
yang Berpasangan Menggunakan SPSS
Produsen Obat diet ingin mengetahui apakah obat yang
diproduksinya mempunyai efek terhadap penurunan berat badan konsumen. Sebuah
sampel yang terdiri dari 10 orang masing-masing diukur berat badannya, kemudian
setelah sebulan meminum obat tersebut, kembali diukur berat badannya.Ujilah
pada taraf nyata sebesar 10% apakah obat diet tersebut berpengaruh terhadap
penurunan berat badan.
1.
Masukkan data dalam cell.
2.
Dari menu utama, pilih Analyze > Compare-means
> Paired-Samples T test.
3.
Pindahkan variabel sebelum dan sesudah ke kotak Paired
variables dengan mengklik dua kali pada variabel tersebut
4. Klik OK, maka
hasilnya sebagai berikut
Hipotesis:
H0 : μsesudah - μsebelum = 0
Ha : μsesudah - μsebelum ≠ 0
Hipotesis awal (H0) mengatakan bahwa rata-rata berat badan
sebelum minum obat sama dengan rata-rata berat badan sesudah minum obat.
Sebaliknya, Hipotesis alternatif mengatakan bahwa rata-rata berat badan sebelum
minum obat tidak sama dengan rata-rata berat badan sesudah minum obat.
Daerah penolakan:
Uji 2 arah:
Tolak H0 apabila |t| > tα/2,n-1 atau Pvalue
< α
H0 ditolak apabila t > tα/2,n-1 atau jika t
bernilai negatif apabila t < -tα/2,n-1
Kesimpulan:
Dari keluaran di atas diperoleh nilai statistik uji t = 1.646. Dengan taraf
nyata sebesar 10 % dan derajat bebas n-1=10-1=9
, diperoleh tα/2,n-1 = t0.05,9
= 1.833. Karena t < t0.05,9 (1.646 < 1.833) maka terima H0.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara berat badan konsumen
sebelum dan sesudah meminum obat diet. Yang berarti bahwa obat diet tersebut
tidak mempunyai efek untuk menurunkan berat badan.
No comments:
Post a Comment